Kesenian mistis di nusantara tak lepas dari kepercayaan Animisme dan
dinamisme di masa lampau, yang masih mengakar dalam pertunjukan kesenian
di Indonesia. Kepercayaan leluhur diwariskan turun-menurun, tercermin
lewat prosesi pertunjukan dengan beragam makna. Seringkali, Pertunjukan
seni budaya ini bukanlah atraksi biasa. Ada 'mahluk kedua' yang membantu
jalannya acara. Yuk mari kita mengenal kesenian-kesenian mistis yang
ada di nusantara.
1. Debus
1. Debus
Atraksi kesenian ini mempertunjukkan kemampuan manusia yang memiliki
kekebalan tubuh. Atraksi ini telah ada sejak abad ke-16, menjadi ajang
memompa semangat juang rakyat Banten saat itu.
Debus sering dipertontonkan dalam acara kebudayaan atau upacara adat.
Beragam atraksi yang terkenal seperti memakan api, mengiris bagian tubuh
dengan pisau atau golok, juga menyiram tubuh dengan air keras. Tak
hanya itu, ada pula memasukkan jarum kawat ke kulit hingga tembus,
membakar tubuh, berguling di atas serpihan kaca atau beling, juga
menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya. Semua itu
dilakukan tanpa terluka atau berdarah sama sekali.
2. Sintren
Sebagai seni tari tradisional Jawa khususnya Cirebon, Sintren banyak
dipertunjukkan saat acara kebudayaan. Sintren diperankan oleh gadis yang
masih suci (perawan), dibantu oleh seorang pawang dan 3-6 orang
penjaga.
Pertama, gadis itu dililit tali dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Sebuah kurungan ayam seukuran manusia sudah disiapkan dengan dibungkus
kain batik hitam. Si gadis lantas dibaringkan di atas tikar, dibungkus
lantas didorong masuk ke dalam kurungan ayam. Di sinilah prosesi Sintren
dimulai. Dua sinden mendendangkan lagu dalam bahasa Cirebon.
Kemenyan dibakar, penari menabur bunga. Saat kurungan ayam diangkat,
ajaib, gadis yang dililit itu sudah berubah penampilan. Biasanya si
gadis memakai baju penari berwarna merah, kain batik hitam, dengan
mahkota dan kacamata hitam. Si gadis lantas menari dalam kondisi trance.
Salah satu bagian yang menarik dalam prosesi ini adalah jatuhnya sang
penari saat dilempar uang. Setiap penonton melempar uang ke tubuhnya,
sang penari pun ambruk. Sang penjaga sigap menangkap, lantas pria
berbaju hitam meniup wajah penari Sintren. Dia pun menari lagi, bak
wayang di tangan dalang.
Konon, kesenian ini berasal dari kisah Sulandono yang memadu kasih
dengan Sulasih. Hubungan itu tak mendapat restu dari ayah Sulandono, Ki
Burekso. Akhirnya, Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi
penari. Meskipun demikian, pertemuan di antara keduanya masih berlanjut
di alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh
bidadari ke tubuh Sulasih. Pada saat itu juga, Sulandono yang sedang
bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih. Konon sejak saat
itulah setiap diadakan pertunjukan Sintren, penari dimasuki roh
bidadari.
3. Bambu Gila
Masyarakat Provinsi Maluku akrab dengan atraksi Bambu Gila. Atraksi ini
melibatkan kekuatan mistis, namun tanpa banyak prosesi sebelum maupun
sesudahnya. Sebatang bambu dipegang oleh beberapa orang. Lalu oleh
seorang dukun, bambu ini diberi mantera. Seketika, bambu pun terasa
berat hingga orang-orang yang memegangnya keberatan. Tak jarang mereka
pun berjatuhan ke tanah.
Tak hanya berat, bambu ini juga bergoyang ke kanan dan ke kiri tanpa
kendali. Bambunya bergerak mengikuti alunan musik perkusi. Pertunjukan
baru selesai ketika sang dukun kembali merapal mantera, dan
mengembalikan "nyawa" bambu itu seperti semula.
4. Kuda Lumping
Sekilas, Kuda Lumping tampak seperti arak-arakan masyarakat yang
menunggang anyaman berbentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat
dan kain aneka warna.
Biasanya, atraksi Kuda Lumping memang sebatas parade yang menceritakan
kegagahan pasukan berkuda Pangeran Diponegoro menghadapi penjajah
Belanda. Namun aslinya, atraksi Kuda Lumping juga menyuguhkan
pertunjukan kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis. Hampir sama
seperti debus.
Kuda Lumping seringkali dilengkapi atraksi yang membuat bulu kuduk
merinding. Mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri,
juga berjalan di atas bara api. Secara tidak langsung, hal ini
menceritakan aspek non-militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan
Belanda dulu.
Pertunjukan gamelan menjadi musik pengiring dalam atraksi Kuda Lumping.
Ada kendang, kenong, gong, dan slompret (seruling dengan bunyi
melengking). Sajak-sajak yang dibawakan dalam mengiringi tarian,
biasanya berisikan imbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan
baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta.
Walaupun berasal dari tanah Jawa, Kuda Lumping paling banyak ditemukan
di Jawa Timur. Malang, Nganjuk, Tulungagung, dan berbagai kota lain
menjadi rumah bagi tradisi turun-temurun ini. Atraksi Kuda Lumping biasa
digelar saat upacara adat, menyambut tamu kehormatan, juga sebagai
ucapan syukur atas karunia Tuhan YME.
5. Reog
Salah satu kesenian paling mistis di Indonesia berasal dari Ponorogo,
Jawa Timur. Kota ini memang masih kental dengan hal-hal berbau mistis,
serta ilmu kebatinan yang kuat. Gerbang kota ini dihiasi oleh Warok dan
Gemblak, dua sosok yang ikut tampil dalam pertunjukan tari Reog.
Reog biasa dipentaskan dalam upacara adat, pernikahan, dan hari-hari
besar Nasional. Reog terdiri dari 2-3 tari pembukaan. Pertama, 6-8 pria
berpakaian serba hitam dipoles wajahnya dengan warna merah. Mereka
menggambarkan sosok singa pemberani.
Berikutnya, 6-8 gadis menaiki kuda. Mereka tidak benar-benar "gadis",
hanya laki-laki yang berpakaian wanita. Pada tari pembukaan ketiga,
seorang anak kecil membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong
atau Ganongan.
Setelah tari pembukaan selesai, adegan inti pun dimainkan. Jika
berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan
percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, yang ditampilkan
biasanya cerita pendekar.
Adegan terakhir adalah yang paling terkenal. Penari memakai topeng
berbentuk kepala singa dengan mahkota terbuat dari bulu merak. Berat
topeng ini bisa mencapai 50-60 kilogram. Hebatnya, penari itu tampak tak
keberatan sama sekali. Di sinilah peran 'mahluk kedua' dalam tarian
Reog. Penari biasanya puasa dan bertapa beberapa hari sebelum
berlangsungnya pertunjukan.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja
Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning. Namun di
tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan
Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak
Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh
Warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tarian Reog).
Warok memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian
perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu
hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan trance saat mementaskan
tariannya. sumber