Copet Beraksi di Kenduren, Dompet dan HP Lenyap

Membludaknya pengunjung kenduri durian (kenduren) di lapangan Kecamatan Wonosalam, Minggu (29/3/2015), dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Para copet beraksi, pengunjung pun gigit jari. Dompet dan HP (Handphone) mereka lenyap.
Copet Beraksi di Kenduren, Dompet dan HP Lenyap
Jombang  - Membludaknya pengunjung kenduri durian (kenduren) di lapangan Kecamatan Wonosalam, Minggu (29/3/2015), dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Para copet beraksi, pengunjung pun gigit jari. Dompet dan HP (Handphone) mereka lenyap.

Sejak pagi, gunungan raksasa sudah kokoh di tengah lapangan Wonosalam. Pada gunungan itu tertancap buah durian sebanyak 2015 butir. Nah, buah berduri itulah yang diperebutkan secara gratis. Selain sebagai promosi wisata, acara rutin tahunan itu juga bentuk syukur warga Wonosalam atas panen durian yang melimpah. Begitu tokoh masyarakat setempat selesai membaca doa, ribuan massa yang sudah menyemut langsung memanjat gunungan itu.

Mereka mengambil durian kemudian melemparkannya ke bawah. Praktis, saksi saling berebut buah tidak terhindarkan. Sudah begitu, lapangan Wonosalam juga penuh sesak tak ubahnya lautan manusia. Desak-desakan itulah yang dimanfaatkan oleh para pencopet. Saat konsentrasi pengunjung tertuju ke rebutan buah, pencopet justru menyambar dompet dan HP pengunjung.

Wiwik (19), warga Kecamatan Tembelang, terisak di pinggir panggung. Dia hendak mencari polisi guna maelaporkan petaka yang baru saja ia alami. "Dompet dan HP saya hilang. Kemungkinan saat ikut berdesakan di lapangan tadi," kata Wiwik dengan mata sembab.

Dia mengungkapkan, saat pesta durian gratis dimulai, dia bersama sejumlah temannya ikut merangsek ke tengah. Dia baru sadar kalau dompetnya hilang saat rebutan durian gratis selesai. "Saya mau lapor polisi. Atau diumumkan saja, biar surat-surat penting di dompet saya dikembalikan," ujar Wiwik.

Hal serupa juga dialami Jodi Syamsul, staf Bagian Humas Pemkab Jombang. Jodi datang bersama rombongan guna mendokumentasikan momen tahunan itu. Saat aksi rebutan durian dimulai, Jodi memilih minggir. Setelah acara selesai, ia keluar dari lokasi bersama ribuan pengunjung lainnya. Nah, saat itulah desak-desakan terjadi. "Kemungkinan saat desak-desak keluar dari lapangan itukah smart phone saya dicuri orang," ungkapnya.

Kapolsek Wonosalam, AKP Wulyono, membenarkan adanya aksi para pencopet tersebut. Saat ini pihaknya meminta agar pengunjung yang kecopetan segera melapor. Dia juga mengatakan bahwa para pencopet itu menjalankan aksinya secara berkelompok. Kadang satu kelompok terdiri dari tiga orang atau lebih. "Kita masih mendata pengunjung yang jadi korban pencopetan," katanya.

Wulyono kemudian membeberkan data pencopetan yang terjadi di acara kenduren tahun 2014. Jumlahnya mencapai 80 kasus. "Bisa saja, untuk saat ini bertambah. Karena jumlah pengunjung kenduri durian 2015 jauh lebih banyak," kata mantan Kanitreskrim Polsekta Jombang, ini.

Untuk mengantisipasi aksi kejahatan itu, lanjut Wulyono, sekitar 70 orang polisi berpakaian preman disebar di seluruh lokasi. Jumlah itu belum termasuk petugas yang berjaga di sepanjang jalan menuju Wonosalam. "Sekali lagi, kita masih menunggu laporan para korban pencopetan," pungkasnya (sumber : beritajatim.com)