Waspada: Virus Nipah Muncul Kembali di Kerala, India

Dalam berita yang menggetarkan hati, dua individu di Kerala, India, dilaporkan telah meninggal dunia akibat infeksi virus Nipah. Kejadian ini telah memicu keresahan di kalangan masyarakat, dengan pemerintah setempat menjalankan tes kepada lebih dari 700 orang untuk mengendalikan penyebaran penyakit mematikan ini.

Dari total peserta tes yang mencapai 153 orang, termasuk di dalamnya para pekerja kesehatan yang melakukan kontak dengan individu yang terinfeksi, tes tersebut menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran lebih lanjut. Ini mengingat tingginya tingkat penularan virus Nipah yang mematikan.

Menurut beberapa sumber yang dikutip, penyakit akibat virus Nipah (NiV) dapat didiagnosis selama masa sakit atau setelah proses pemulihan. Ada berbagai metode tes yang tersedia untuk mendiagnosis infeksi NiV.

Pada tahap awal penyakit, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase waktu nyata (RT-PCR) pada sampel tenggorokan, hidung, cairan serebrospinal, urin, dan darah, seperti yang dijelaskan dalam situs CDC.org.

Di masa sakit dan setelah pemulihan, tes antibodi juga dapat digunakan dengan metode uji imunosorben terkait-enzim (ELISA).

Diagnosis dini infeksi NiV bisa menjadi suatu tantangan karena gejala awal penyakit yang bersifat umum dan tidak spesifik.

Namun, deteksi dan diagnosis dini memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan peluang keselamatan individu yang terinfeksi, mencegah penyebaran virus ke orang lain, dan mengelola respons terhadap wabah.

NiV harus menjadi pertimbangan bagi individu yang menunjukkan gejala konsisten dengan infeksi NiV, terutama jika mereka tinggal di daerah di mana Nipah lebih umum terjadi, seperti Bangladesh atau India, dan jika mereka memiliki riwayat paparan sebelumnya.

Sejak penemuan pertama kali di Malaysia pada tahun 1998, virus Nipah telah menyebabkan wabah di berbagai negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk Malaysia, Bangladesh, India, dan Singapura.

Selain Nipah, berikut ini adalah tujuh virus berbahaya lainnya yang patut diwaspadai, seperti yang dilaporkan oleh DW Indonesia pada Rabu (20/9/2023):

1. Corona SARS-CoV-2: Virus ini merupakan penyebab pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia sejak akhir tahun 2019. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat, termasuk demam, batuk, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian dalam beberapa kasus.

2. Marburg: Virus Marburg adalah anggota keluarga filovirus yang sama dengan Ebola. Penyakit Marburg menyebabkan demam berdarah, pendarahan internal, dan kematian dalam waktu singkat setelah infeksi.

3. Ebola: Ebola juga termasuk dalam keluarga filovirus. Penyakit Ebola memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi dan ditandai oleh gejala seperti demam, muntah, diare, dan pendarahan. Wabah Ebola dapat menyebabkan kerugian besar dalam populasi manusia.

4. Dengue: Virus Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes dan dapat menyebabkan demam dengue, penyakit yang dapat menjadi parah dan mengancam nyawa. Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam.

5. Hanta: Virus Hanta menyebar melalui udara terutama dari tikus dan dapat mengakibatkan Sindrom Pernapasan Akut Berat (Hantavirus Pulmonary Syndrome) yang mematikan. Gejalanya mirip dengan pneumonia dan dapat berkembang dengan cepat.

6. H5N1: Virus influenza H5N1 merupakan virus flu burung yang dapat menginfeksi manusia. Ini adalah zoonosis, yang berarti virus tersebut dapat menyebar dari hewan (biasanya burung) ke manusia. Infeksi H5N1 dapat menyebabkan penyakit serius hingga kematian.

7. Lassa Virus :Lassa adalah penyebab penyakit Lassa fever, yang tersebar melalui kontak dengan tikus yang terinfeksi atau produk-produk mereka. Gejala meliputi demam, nyeri otot, dan dapat berkembang menjadi penyakit yang parah, bahkan fatal.

Mengenali potensi bahaya dari virus-virus ini adalah langkah awal dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Untuk banyak dari virus ini, tindakan pencegahan seperti vaksinasi, kebersihan yang baik, dan menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi membawa virus dapat membantu melindungi diri dan komunitas dari risiko infeksi. Kesadaran dan edukasi masyarakat juga sangat penting dalam upaya mengatasi ancaman dari virus-virus ini.

Penting bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman virus-virus ini dan menjalankan langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk melindungi diri dan komunitas kita. Kesadaran akan risiko kesehatan ini adalah langkah awal dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.

sumber : https://www.liputan6.com/