Perputaran batu akik dalam festival Watu Aji Nusantara yang digelar di
Bojonegoro sangat terlihat. Hilir mudik masyarakat yang mulai demam akik
itu memadati setiap stand yang memamerkan berbagai jenis batu akik,
Sabtu (11/09/2015).
Festival watu aji nusantara yang digelar di Gedung Serba Guna Desa Ledokkulon Kecamatan Kota Bojonegoro, sejak Kamis (9/4) hingga (12/04) itu mampu menyedot animo luar biasa dari masyarakat.Dalam festival itu tidak hanya dari Bojonegoro, namun juga peserta dari Kalimantan, Medan, Aceh, Kendari dan masih banyak lagi.
Pengunjung tidak sekedar didominasi laki-laki saja, kaum hawa juga banyak yang datang untuk melihat dan bila cocok mereka tak segan membeli. Rully salah satunya, wanita berparas cantik ini termasuk salah satu pecinta batu mulia. Dirinya menyambut baik digelarnya festival ini.
"Festival ini menjadi ajang bagi mereka pecinta batu mulia dan pedagang serta perajin untuk bertemu sekaligus melakukan transaksi," ujarnya.
Menurut Rully, kecintaan terhadap batu sudah dilakoninya sejak lama, bahkan dirinya tak segan membeli dan mengoleksi berbagai jenis batu dari berbagai daerah. Hal ini diamini oleh rekan-rekannya yang juga sesama pecinta batu. "Batu mulia ini sekarang menjadi trend melengkapi fashion yang banyak dikenakan wanita, disisi lain juga bisa menjadi investasi," terangnya.
Ki Tompel pedagang batu dari Padang Sumatera Barat salah satunya rela datang dan ikut di Festival aji nusantara yang digelar di Kabupaten Bojonegoro. Berbeda dengan pedagang lainnya yang kebanyakan menjual produk setengah jadi dan barang jadi semacam akik dan cincin ini, dirinya memilih menjual batu yang masih berbentuk bongkahan.
Harganyapun relatif lebih murah yakni Rp50 ribu per ons untuk semua jenis batu. Mulai dari batu panca warna, hati ayam dan berbagai jenis batu dari seluruh penjuru negeri ini.
Dari sekitar puluhan stand yang ikut serta dalam kesempatan ini semuanya penuh sesak dipadati pengunjung salah satunya adalah stand dari Kalimantan yang menjual batu red borneo serta stand dari aceh yang menjual batu giok jenis lumut, giok loreng dan aneka jenis batu giok lainnya
Festival watu aji nusantara yang digelar di Gedung Serba Guna Desa Ledokkulon Kecamatan Kota Bojonegoro, sejak Kamis (9/4) hingga (12/04) itu mampu menyedot animo luar biasa dari masyarakat.Dalam festival itu tidak hanya dari Bojonegoro, namun juga peserta dari Kalimantan, Medan, Aceh, Kendari dan masih banyak lagi.
Pengunjung tidak sekedar didominasi laki-laki saja, kaum hawa juga banyak yang datang untuk melihat dan bila cocok mereka tak segan membeli. Rully salah satunya, wanita berparas cantik ini termasuk salah satu pecinta batu mulia. Dirinya menyambut baik digelarnya festival ini.
"Festival ini menjadi ajang bagi mereka pecinta batu mulia dan pedagang serta perajin untuk bertemu sekaligus melakukan transaksi," ujarnya.
Menurut Rully, kecintaan terhadap batu sudah dilakoninya sejak lama, bahkan dirinya tak segan membeli dan mengoleksi berbagai jenis batu dari berbagai daerah. Hal ini diamini oleh rekan-rekannya yang juga sesama pecinta batu. "Batu mulia ini sekarang menjadi trend melengkapi fashion yang banyak dikenakan wanita, disisi lain juga bisa menjadi investasi," terangnya.
Ki Tompel pedagang batu dari Padang Sumatera Barat salah satunya rela datang dan ikut di Festival aji nusantara yang digelar di Kabupaten Bojonegoro. Berbeda dengan pedagang lainnya yang kebanyakan menjual produk setengah jadi dan barang jadi semacam akik dan cincin ini, dirinya memilih menjual batu yang masih berbentuk bongkahan.
Harganyapun relatif lebih murah yakni Rp50 ribu per ons untuk semua jenis batu. Mulai dari batu panca warna, hati ayam dan berbagai jenis batu dari seluruh penjuru negeri ini.
Dari sekitar puluhan stand yang ikut serta dalam kesempatan ini semuanya penuh sesak dipadati pengunjung salah satunya adalah stand dari Kalimantan yang menjual batu red borneo serta stand dari aceh yang menjual batu giok jenis lumut, giok loreng dan aneka jenis batu giok lainnya