Butuh waktu perjalanan dua jam menggunakan sepeda motor dari Kota Malang
untuk mencapai Pantai Sendang Biru untuk kemudian menyeberang ke pulau
Sempu yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang,
Jawa Timur.
Pulau Sempu memiliki pantai Segara Anakan yang sangat menawan. Pasir pantainya sangat bersih dan airnya pun jernih. Belum lagi tebing-tebing karang yang ada di sekitar pantai, menyajikan pemandangan yang sangat indah.
Tidak heran bila sejumlah wisatawan banyak yang bermalam mendirikan tenda untuk menikmati pesona pemandangan alam di Pulau Sempu.
Apa yang melindungi Sempu tetap seperti pulau perawan? Tidak lain status cagar alam yang disandangnya. Dengan begitu, setiap pengunjung yang ingin ke Pulau Sempu harus mendapat izin dari pihak berwenang setempat.
Tanpa mengantongi Surat izin dari pihak setempat, kita tidak bisa menyeberang dari Pantai Sendang Biru, dengan alasan nelayan tidak akan memberangkatkan perahu motornya jika belum mendapat izin. Setelah mengurus dan mengantongi izin, baru kita bisa menyeberang dengan menyewa perahu sebesar Rp 100 ribu dan kita mendapat fasilitas antar pergi.
Dengan perahu motor kecepatan sedang dibutuhkan waktu 10 hingga 15 menit untuk sampai di titik pemberhentian namanya Teluk Semut. Untuk kembalinya kita harus membuat janji jam berapa kita mau dijemput.
Ada jalur setapak yang mesti kami lewati sebelum sampai di Segara Anakan. Dengan kecepatan sedang dan tanpa berhenti, dibutuhkan waktu sekitar satu jam berjalan melewati hutan. Jangan bayangkan jalur setapak itu mudah.
Beragam rintangan, mulai pohon tua besar yang tumbang dan menutupi jalan, struktur tanah naik turun, dan kondisi tanah yang lumayan licin membuat perjalanan cukup menantang. Jika musim penghujan bisa saja perjalanan membutuhkan waktu 2 jam karena tanah becek. Jadi dibutuhkan tenaga ekstra untuk sampai ke segara anakan.
Sarana refreshing tidak melulu hanya di Segoro Anakan. Kalau mau nekat, kita bisa menjelajahi hutan. Namun risikonya nyawa tidak ditanggung. Itu lantaran banyak binatang buas dan langka yang menjadi penghuni Pulau Sempu. Mereka bisa tetap nyaman tinggal di habibat tersebut lantaran berstatus cagar alam.
“Ada macan kumbang, macan tutul, ular sanca bodo sepanjang tiga meter sitaan dari hutan di kawasan Banyuwangi, dan banyak kera yang hidup bebas di sepanjang pulau," kata Pengendali Posko Ekosistem Hutan Pulau Sempu Syamsul Hadi kepada ROL. “Di sini berbagai binatang buas bisa hidup bebas,” tambahnya.
Hadi memastikan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sempu aman dari serangan harimau. Ia sadar setiap hari ada puluhan hingga ratusan wisatawan yang menyeberang ke sana guna menikmati suasana Segoro Anakan di dalam pulau. Namun jika mereka tidak berbuat macam-macam dan taat melewati jalur setapak, kata Hadi, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Kalau untuk keamanan pengunjung, insya Allah tidak akan diganggu penghuni Pulau Sempu. Karena pada dasarnya secara naluri macan juga takut kepada manusia," terang Hadi. "Macan dan ular, atau kera akan menyerang jika terancam jiwanya. Kalau tidak ada gangguan, mereka tidak akan menyerang manusia," imbuhnya.
Meski begitu, menurut dia, karena status cagar alam maka setiap orang yang ingin menyeberang harus mendaftarkan diri kepada pihaknya. Alasannya setiap pengunjung harus terdata agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi secepatnya. "Ini hanya pendataan saja, bukan bermaksud untuk apa-apa," ujar Hadi. “Kami belajar dari pengalaman sebelumnya ada pengunjung yang hilang dan tersesat di hutan, untungnya bisa kami temukan,” imbuhnya.
Hadi tidak memungkiri ada hal gaib di Pulau Sempu. Itu lantaran pulau tersebut tidak berpenghuni dan kondisinya masih seperti sedia kala. “Namanya hal mistis di hutan itu pasti ada. Yang penting kelakukan kita sopan sepanjang berada di sana,” pesannya.
Dikutip dari : REPUBLIKA
Edited By : Dedik Irawan
Pulau Sempu memiliki pantai Segara Anakan yang sangat menawan. Pasir pantainya sangat bersih dan airnya pun jernih. Belum lagi tebing-tebing karang yang ada di sekitar pantai, menyajikan pemandangan yang sangat indah.
Tidak heran bila sejumlah wisatawan banyak yang bermalam mendirikan tenda untuk menikmati pesona pemandangan alam di Pulau Sempu.
Apa yang melindungi Sempu tetap seperti pulau perawan? Tidak lain status cagar alam yang disandangnya. Dengan begitu, setiap pengunjung yang ingin ke Pulau Sempu harus mendapat izin dari pihak berwenang setempat.
Tanpa mengantongi Surat izin dari pihak setempat, kita tidak bisa menyeberang dari Pantai Sendang Biru, dengan alasan nelayan tidak akan memberangkatkan perahu motornya jika belum mendapat izin. Setelah mengurus dan mengantongi izin, baru kita bisa menyeberang dengan menyewa perahu sebesar Rp 100 ribu dan kita mendapat fasilitas antar pergi.
Dengan perahu motor kecepatan sedang dibutuhkan waktu 10 hingga 15 menit untuk sampai di titik pemberhentian namanya Teluk Semut. Untuk kembalinya kita harus membuat janji jam berapa kita mau dijemput.
Ada jalur setapak yang mesti kami lewati sebelum sampai di Segara Anakan. Dengan kecepatan sedang dan tanpa berhenti, dibutuhkan waktu sekitar satu jam berjalan melewati hutan. Jangan bayangkan jalur setapak itu mudah.
Beragam rintangan, mulai pohon tua besar yang tumbang dan menutupi jalan, struktur tanah naik turun, dan kondisi tanah yang lumayan licin membuat perjalanan cukup menantang. Jika musim penghujan bisa saja perjalanan membutuhkan waktu 2 jam karena tanah becek. Jadi dibutuhkan tenaga ekstra untuk sampai ke segara anakan.
Sarana refreshing tidak melulu hanya di Segoro Anakan. Kalau mau nekat, kita bisa menjelajahi hutan. Namun risikonya nyawa tidak ditanggung. Itu lantaran banyak binatang buas dan langka yang menjadi penghuni Pulau Sempu. Mereka bisa tetap nyaman tinggal di habibat tersebut lantaran berstatus cagar alam.
“Ada macan kumbang, macan tutul, ular sanca bodo sepanjang tiga meter sitaan dari hutan di kawasan Banyuwangi, dan banyak kera yang hidup bebas di sepanjang pulau," kata Pengendali Posko Ekosistem Hutan Pulau Sempu Syamsul Hadi kepada ROL. “Di sini berbagai binatang buas bisa hidup bebas,” tambahnya.
Hadi memastikan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sempu aman dari serangan harimau. Ia sadar setiap hari ada puluhan hingga ratusan wisatawan yang menyeberang ke sana guna menikmati suasana Segoro Anakan di dalam pulau. Namun jika mereka tidak berbuat macam-macam dan taat melewati jalur setapak, kata Hadi, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Kalau untuk keamanan pengunjung, insya Allah tidak akan diganggu penghuni Pulau Sempu. Karena pada dasarnya secara naluri macan juga takut kepada manusia," terang Hadi. "Macan dan ular, atau kera akan menyerang jika terancam jiwanya. Kalau tidak ada gangguan, mereka tidak akan menyerang manusia," imbuhnya.
Meski begitu, menurut dia, karena status cagar alam maka setiap orang yang ingin menyeberang harus mendaftarkan diri kepada pihaknya. Alasannya setiap pengunjung harus terdata agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi secepatnya. "Ini hanya pendataan saja, bukan bermaksud untuk apa-apa," ujar Hadi. “Kami belajar dari pengalaman sebelumnya ada pengunjung yang hilang dan tersesat di hutan, untungnya bisa kami temukan,” imbuhnya.
Hadi tidak memungkiri ada hal gaib di Pulau Sempu. Itu lantaran pulau tersebut tidak berpenghuni dan kondisinya masih seperti sedia kala. “Namanya hal mistis di hutan itu pasti ada. Yang penting kelakukan kita sopan sepanjang berada di sana,” pesannya.
Dikutip dari : REPUBLIKA
Edited By : Dedik Irawan
sumber : suarapendidikan.com