99 Waranggono Ritual Siraman di Sendang Bektiharjo Tuban

TUBAN - Guna melestarikan budaya, sebanyak 99 Waranggono atau pelantun lagu dalam seni Langen Tayub dan 32 Pramugari dan 62 Pengrawit mengikuti kegiatan ritual tahuhan Siraman yang berlangsung di Sendang Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Tuban, Rabu (27/08/2014).
99 WARANGGONO RITUAL SIRAMAN DI SENDANG BEKTIHARJO TUBAN Ritual Siraman Waranggono tersebut merupakan agenda tahunan yang dilakukan oleh Pemkab Tuban untuk melestarikan salah satu budaya yang ada di Wilayah Kabupaten Tuban itu. Kegiatan tersebut menarik bagi warga Tuban sendiri dan juga pengunjung warga luar negeri yang juga datang melihat ritual tersebut.
"Kami berharap kegiatan uri-uri (melestarikan) budaya asli Tuban ini bisa dicatat dalam kalender kegiatan nasional. Sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan rutin," terang Noor Nahar Husain, Wakil Bupati Tuban yang hadir dalam kegiatan itu.
Pantauan beritajatim.com di lapangan, sebelum dimulainya ritual Siraman mereka puluhan Waranggono, Pramugari dan juga Pengrawit yang merupakan pelaku dari Seni Langen Tayub baris dari luar Sendang Bektiharjo yang biasa untuk siraman.
Setelah berbaris mereka berjalan beriring-iringan dengan didahului iringan sesaji yang dibawa oleh sesepuh desa. Kemudian sebelum masuk ke lokasi sendang mereka dilakukan siraman oleh Wakil Bupati Tuban dengan menggunakan air dari Sedang Bektiharjo.
Setelah mendapatkan siraman air yang sudah dicampur dengan kembang tujuh rupa itu, para pelaku seni Langen Tayub tersebut kembali berjalan untuk masuk ke lokasi sendang. Kemudian puluhan Waranggono dan juga Pramugrai berjalan memutari sedang tersebut.
"Kita merasa bangga masih bisa melestarikan kesenian setiap setahun sekali. Ini yang ikut semua Waranggono yang ada di Kabupaten Tuban," terang Endang Mursiyah, salah satu Waranggono Senior koordinator kegiatan itu.
Endang menjelaskan, jika ritual tersebut terus dilakukan oleh para pelaku Seni Tayub tersebut karena diyakini untuk penyucikan diri. Yang mana mereka meyakini bahwa air Sendang Bektiharjo tersebut merupakan air yang suci.
Sementara itu, Ahmad Ayub, salah satu pengunjung asal Afganistan yang melihat tradisi tersebut mengaku bahwa kegiatan siraman tersebut adalah ritual yang unik. Ia menilai jika ritual tersebut unik karena masih kental dengan tradisi Hindu dalam setiap prosesinya.
"Saya tidak tahu apa agama mereka (peserta siraman)?, tapi saya melihat ada tradisi Hindu yang cukup kental. Dan ini merupakan acara yang menarik dan unik," ungkap Ahmad Ayub, mahasiswa asal Afganistan yang sudah mampu berbahasa Indonesia itu.
Setelah proses selesai, kegiatan ritual Siraman Waranggono tersebut dilanjutkan dengan pertunjukan Seni Langen Tayub. Mereka para Waranggono yang sudah melakukan ritual langsung bermain menghibur para penonton atau pengunjung yang hadir dalam kegiatan tahunan itu.
sumber : beritajatim.com