Klenteng ini diperkirakan berdiri pada abad 17 dan merupakan klenteng
tertua di Jombang, berdiri di atas lahan seluas 16,200 m2 dengan luas
bangunan 3,500 m², Hong San Kiong, demikian nama klenteng inl merupakan
simbol asimilasi antara warga pribumi dan pendatang etnis Tionghoa di
Jombang, Sehingga interaksi dengan penduduk sekitar sangat bagus.
Klenteng ‘Hong San Kiong’ terletak di Desa Gudo, Kecamatan Gudo,
Jombang. Selain dikenal sebagai tempat ibadat Tri Dharma (agama Tios,
Budha, dan Konghucu)
Karakter masyarakat yang egaliter juga bisa dilihat disini, meski
mereka terdiri dari berbagai suku, agama dan ras tapi kehidupan
kemasyarakatannya sangatlah baik dan terjaga, Klenteng ini juga
menyediakan fasilitas penyembuhan bagi masyarakat yang ingin berobat
secara tradisi Cina, Menariknya, yang datang kesana (berobat, red),
tidak hanya dari para pengikutnya, tetapi juga penganut agama lain
termasuk kaum muslimin. Warga etnis Tionghoa di sekitar klenteng Hong
San Kiong ini juga ada yang piawai membuat Barongsai. salah satu
kesenian asli warga keturunan Tionghoa, Bahkan karya mereka sudah
dipergunakan oleh komunitas-komunitas barongsai di seluruh Indonesia,
Lokasi Klenteng ‘Hong San Kiong’ memang tepat berada di tengah-tengah
pemukiman penduduk. Namun sejak berdiri -sekitar ratusan tahun silam-,
interaksi dengan penduduk sekitar nyaris tidak pernah ada masalah. Salah
satu penyebabnya, karena pada saat-saat tertentu, pihak pengurus
klenteng selalu ‘melibatkan’ warga. Tak peduli kalangan pengikut sendiri
maupun masyarakat penganut agama lainnya. Di dalam bangunan tempat
ibadah bernuansa kemerahan itu, terdapat beberapa penghuni (Dewa).
Sebagai tuan rumah adalah Kong Co Kong Tik Tjoen Ong. Letaknya (altar)
tepat berada di tengah-tengah ruangan depan. Di sebelah kirinya terdapat
Kong Co Hong Tik Tjoen sing atau lebih dikenal dengan sebutan Dewa
Bumi. Di sebelah kirinya lagi ada Dewa Langit atau Kong Co Hyang Thian
Sing Tee.
Sementara di sebelah kanan altar Tuan Rumah, ada Dewa
Kebenaran/keadilan yaitu Kwan Sing Tee Koen. Di bawah ‘peraduan’ Dewa
Tuan rumah terpampang kendaraan Kong Co Kong Tik Tjoen Ong bernama Bing
Hoe Ciang Koen. Sebenarnya masih banyak lagi para penghuni klenteng yang
mayoritas sudah banyak dikenal oleh para pengikutnya, yang hampir
memenuhi seluruh ruangan klenteng, termasuk ‘penjaga’ di ruang bagian
depan yang secara kasat mata terlihat dengan jelas. Menurut Ketua
Yayasan Tri Dharma Klenteng Hong San kiong Sutejo, sejak berdiri sampai
sekarang klenteng Hong San Kiong memang memiliki fungsi ganda, untuk
ibadah sekaligus penyembuhan. Namun itu pun mungkin berlaku bagi
mereka-mereka yang masih percaya dengan ‘kekuatan’ para penghuni
klenteng.
Ekonomi kreatif juga berkembang disini, tepatnya di desa Gambang,
terdapat sentra industri manik-manik. Industri ini perkembangannya
sangat pesat bahkan sudah bisa menembus pasar luar negeri. Aneka ragam
model, bentuk dan fungsi dan manik-manik Gambang ini sangat fariatif
sehingga banyak digemari konsumen. Sedangkan di desa Blimbing terdapat sentra Industri
kaligrafi yang terbuat dari kayu olahan, Kehalusan dan ketelitian
produksi kaligrafi Blimbing menciptakan kepuasan tersendiri bagi
pembelinya.
sumber : Klenteng Hong San Kiong Gudo Jombang