Sejarah "Valentine's Day" dan Virus yang Mengancam Generasi Muda Islam"

Tanggal 14 Februari, diperingati dan dirayakan sebagai hari kasih sayang, Valentine's Day. Ditandai dengan memberi kado bunga, coklat atau lainnya yang diiringi ucapan Happy Valentine's Day. Perayaan Valentine' Day tak lepas dari sejarah masa lalu, tentang sosok yang bernama Santo Valentine. Tapi siapakah Santo Valentine yang begitu luar biasa, kuat menajubkan serta sanggup mengalahkan kisah cinta terkenal seperti Romeo dan Juliet atau Anthony dan Cleopatra? Yang sanggup mematahkan benteng pertahanan budaya generasi muda  islam ?
Santo Valentine di Roma pada abad ketiga, ketika Roma diperintah Kaisar Claudius. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan pria lajang lebih pantas jadi serdadu ketimbang menghabiskan masa mudanya dengan istri atau keluarganya dan mengeluarkan larangan kawin muda bagi warganya, Valentine menentang maklumat itu. Valentine tak peduli dengan titah sang raja. Meski menyadari resiko yang ia tanggung karena melanggar titah raja. Valentine diam-diam menikahkan pasangan muda. Ternyata, perbuatan pembangkangan itu tercium oleh raja Cladius kemudian memerintahkan hukuman mati kepada Santo Valentine yang dianggap melanggar titah raja.
Selama dipenjara menunggu eksekusi hukuman mati, Valentine selalu bersikap gembira dan saat itulah banyak remaja yang mengunjunginya. Mereka membawa bunga untuk Valentine, sebagai tanda mereka percaya pada kekuatan cinta. Salah satu gadis remaja yang mengunjunginya adalah putri sipir . Mereka ngobrol bersama berjam-jam. Dan pada hari kematianya dia meninggalkan sepucuk surat pada si gadis ini, sebagai ucapan terimah kasih atas persahabatannya dan kesetiannya, Valentine menanda tangani dengan kata-kata, "Love From your Valentine". Hari kematianya yang tertulis anggal 14 Februari 269 itulah yang kemudian diperingati setiap tahun, untuk mengingatkan pentingnya cinta, kesetiaan dan persahabatan. Untuk mengingat keteguhan Valentin teta berada dijalan cinta.

Kini hampir sseluruh kaum muda dan pasangan muda memanfaatkan hari valentine untuk mengungkapkan kasih sayang mereka pada teman dan pasangan mereka. Ucapan selamat tidak saja datang dari mereka yang beraga nasrani.
Bahkan generasi muda islam pun ikut menyambut dan memeriahkan acara yang satu ini, pada hal kalau ditinjau dari sejarahnya, jelas, Valentine adalah seorang Santo, seorang yang dianggap suci dikalangan agama katolik yang dihukum mati oleh raja Claudius. 
Mengapa generasi muda Islam sampai terseret arus budaya non islami ini? 
Apakah mereka sadar apa yang mereka lakukan? 
Mungkinkah ada usaha-usaha terkoordinasi dari kelompok tertentu dan untuk melakukan penentrasi budaya dikalangan generasi muda Islam? 
Siapa yang salah?
Siapa yang bertanggung jawab? para pendidik, para pemimpin islam, para orang tua, ataukah mereka sendiri yang sulit diatur?
Permasalahanya sekarang mencari siapa yang salah dan siapa yang bertanggung jawa. Barangkali mereka terbilang uzur pun baru mengetahui kalau Valentine's Day adalah budaya yang perlu diwaspadai. Jadi setelah kita ketahui bahwa peringatan Hari Kasih Sayang adalah budaya yang tidak islami, yang dikhawatirkan merusak moral generasi muda islam, marilah kita bulatkan tekatu ntuk bersama-sama membendung budaya ini agar tidak menjalar masuk kedalam keluarga kita sebab kalau bukan kita sendiri yang mencoba menmbendungnya, siapa lagi.????

diketik ulang oleh blogger kudu yang bersumber : majalah mimbar  tahun 2003