
Saini perempuan yang setia berjaga di balik gerobak dorong bewarna biru ini hampir setiap hari berjualan Kreco di Jalan dr. Soetomo kadang berpindah di Jalan Kusumabangsa sambail mengggelar alas untuk berselonjor. Pengakuan Saini yang sebelumnya juga pernah berjualan di Aloon-aloon Jombang keyakinan berjualan kudapan sederhana namun mempunyai sensasi rasa berbeda itu akibat dukungan dari suaminya yang menilai sekarang ini sangat jarang di temukan penjual kudapan Kreco di Kabupaten Jombang. Akhirnya pilihan tersebut di ambil dan terbukti keuntungan dari berjualan sedikit demi sedikit berangsuran telah terkumpul.
Perempuan asli Desa Sengon Kecamatan Jombang tidak menampik adanya kesuliatan dalam pengadaan Kreco. Seputar aliran sungai di Kabupaten Jombang pun sudah sulit sekali di temukan sehingga perlu mendatangkan dari Lamongan yang per kilogramnya di hargai oleh tengkulak sekitar tiga ribu rupiah. Setelah Kerco datang seminggu sekali langsung di bersihkan dan di masak menggunakan aneka rempah-rempah alami untuk mencapai sensasi rasa yang luar biasa. Barulah di jual seharga dua ribu lima ratus rupiah sampai empat ribu rupiah per porsinya. Harga yang tergolong standar itu masih terjangkau bagi masyarakat Jombang kalau membutuhkan kudapan dengan sensai cara makan dan rasa berbeda.
Sedikitnya penjual Kreco di Kabupaten Jombang secara otomatis telah mengurangi persaingan usaha. Tak hayal penghasilan kotor Saini jika hari-hari biasa masih meraup lima puluh ribu rupiah dan meningkat tajam mencapai sertus ribu rupiah kalau sedang musim liburan. Hal itu membuktikan masih banyak penikmat kreco yang sebenarnya merupakan penggemar kudapan dari pedesaan ini. Bagi Saini sekarang setelah mampu menjalankan usahanya hanya berharap bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih baik meskipun terkendala keterbatasan modal. (sumber)