Siapa sangka, mimpi aneh yang ia rasakan hampir setiap
hari dalam dua minggu di bulan puasa lalu membuat telapak tangan
perempuan ini memunculkan tulisan berbahasa Arab. Pada telapak tangan
kanan mirip lafaz Allah dan telapak tangan kiri mirip lafaz Muhammad.
Ustad Abdullah Fahmi warga Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto menuturkan, minggu lalu ia kedatangan saudaranya dari Banyuwangi yang hendak ke acara pernikahan saudara. "Ia saudara sepupu saya, kebetulan ada saudara di Mojosari menikah jadi menginap disini," ungkapnya, Kamis (28/08/2014).
Sementara itu, Fatimahtus Zahroh (54) pemilik telapak tangan berlafaz Allah menceritakan, dua minggu sebelum muncul lafaz tersebut dia bermimpi. "Saya mimpi di langit, saya lihat tulisan 'La ilaha illallah' besar. Mimpi itu selama dua minggu berturut-turut tapi tidak tiap malam," katanya.
Warga Dusun Canga'an, RT 3 RW 7, Desa Genteng, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi ini menuturkan, setelah mimpi tersebut tepat pada tanggal 27 ramadhan, kedua telapak tangannya muncul hal aneh. Kedua tangannya muncul cahaya berlafaz Allah di telapak tangan kanan dan Muhammad di telapak tangan kiri.
"Saat itu, sekitar pukul 03.00 WIB saya hendak sholat tahajud. Telapak tangan terlihat lafaz Allah di telapak tangan kanan dan Muhammad di telapak tangan kiri. Saya buru-buru ambil air wudhu dan sholat tahajud. Usai sholat, saya lihat-lihat lagi dan makin bisa terbaca jelas," tuturnya.
Istri Alm KH Muhammad Bin Abas, tokoh masyarakat di Genteng ini menambahkan, setelah melihat keanehan tersebut, ia justru menangis dan berfikir jika Allah SWT memintanya untuk lebih mendekatkan lagi kepada-Nya. Pasalnya, ia mengaku banyak cobaan yang ia terima pasca ditinggal suaminya meninggal 1,5 tahun lalu karena sakit kanker hati yang dideritanya selama dua tahun.
"Dalam hati saya berkata, mungkin saya disuruh lebih mendekatkan lagi kepada Allah SWT. Setelah saya menjadi janda, anak-anak juga tidak tinggal satu rumah dengan saya sehingga dengan status yang saya sandang tersebut memunculkan reaksi berbeda di masyarakat. Mungkin ini cara Allah meminta saya lebih mendekat diri kepada-Nya,"
Perempuan berjilbab ini menjelaskan, tiga setelah kemunculan lafaz tersebut justru semakin jelas karena saat telapak tangannya berada di mukenah, dari dalam terpancar cahaya terang. Meski masih merasa takut dan heran dengan kejadian yang menimpanya tersebut, ia mengaku bersyukur dan terharu.
"Di Banyuwangi, semua orang tahu karena ada yang mengambil foto tangan saya dan dipasang di Facebook. Wong saya di Mojokerto saja, ada kyai dari Kalimantan telepon dan minta didoakan. Kalau memang saya diizinkan Allah SWT menolong melalui pelantaran saya, saya bersedia saja. Semua pertolongan datangnya dari Allah SWT," pungkasnya
Ustad Abdullah Fahmi warga Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto menuturkan, minggu lalu ia kedatangan saudaranya dari Banyuwangi yang hendak ke acara pernikahan saudara. "Ia saudara sepupu saya, kebetulan ada saudara di Mojosari menikah jadi menginap disini," ungkapnya, Kamis (28/08/2014).
Sementara itu, Fatimahtus Zahroh (54) pemilik telapak tangan berlafaz Allah menceritakan, dua minggu sebelum muncul lafaz tersebut dia bermimpi. "Saya mimpi di langit, saya lihat tulisan 'La ilaha illallah' besar. Mimpi itu selama dua minggu berturut-turut tapi tidak tiap malam," katanya.
Warga Dusun Canga'an, RT 3 RW 7, Desa Genteng, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi ini menuturkan, setelah mimpi tersebut tepat pada tanggal 27 ramadhan, kedua telapak tangannya muncul hal aneh. Kedua tangannya muncul cahaya berlafaz Allah di telapak tangan kanan dan Muhammad di telapak tangan kiri.
"Saat itu, sekitar pukul 03.00 WIB saya hendak sholat tahajud. Telapak tangan terlihat lafaz Allah di telapak tangan kanan dan Muhammad di telapak tangan kiri. Saya buru-buru ambil air wudhu dan sholat tahajud. Usai sholat, saya lihat-lihat lagi dan makin bisa terbaca jelas," tuturnya.
Istri Alm KH Muhammad Bin Abas, tokoh masyarakat di Genteng ini menambahkan, setelah melihat keanehan tersebut, ia justru menangis dan berfikir jika Allah SWT memintanya untuk lebih mendekatkan lagi kepada-Nya. Pasalnya, ia mengaku banyak cobaan yang ia terima pasca ditinggal suaminya meninggal 1,5 tahun lalu karena sakit kanker hati yang dideritanya selama dua tahun.
"Dalam hati saya berkata, mungkin saya disuruh lebih mendekatkan lagi kepada Allah SWT. Setelah saya menjadi janda, anak-anak juga tidak tinggal satu rumah dengan saya sehingga dengan status yang saya sandang tersebut memunculkan reaksi berbeda di masyarakat. Mungkin ini cara Allah meminta saya lebih mendekat diri kepada-Nya,"
Perempuan berjilbab ini menjelaskan, tiga setelah kemunculan lafaz tersebut justru semakin jelas karena saat telapak tangannya berada di mukenah, dari dalam terpancar cahaya terang. Meski masih merasa takut dan heran dengan kejadian yang menimpanya tersebut, ia mengaku bersyukur dan terharu.
"Di Banyuwangi, semua orang tahu karena ada yang mengambil foto tangan saya dan dipasang di Facebook. Wong saya di Mojokerto saja, ada kyai dari Kalimantan telepon dan minta didoakan. Kalau memang saya diizinkan Allah SWT menolong melalui pelantaran saya, saya bersedia saja. Semua pertolongan datangnya dari Allah SWT," pungkasnya