Menikmati Es Durian & Pecel Kikil Khas Jombang

Bagi pecinta durian dan kikil, jika melalui Jombang sebaiknya singgah dan membeli es buah campur durian dan nasi, lontong lodeh dan pecel kikil khas Jombang. Dua makanan kini digandrungi masyarakat baik didalam dan luar Kota Jombang.

Masyarakat dari luar Jombang sedang berkunjung ke Kota Jombang belum lengkap kalau mereka belum menikmati kikil sapi dan es durian. Karena, dua masakan kuliner ini kini sangat populer, harganya terjangkau dan mudah didapatkan.

Seperti es alpukat, dicampur dengan leci serta durian, masyarakat untuk mendapatkan minuman ini sangat mudah tinggal memilih harga, dan tempat mendapatkan minuman tadi. Karena minuman es campur durian itu bisa didapatkan ditepi jalan dan di depot.

Kalau ingin mendapatkan es seperti itu ditempat yang representatif maka lokasinya di depot. Konsekuensinya harganya lebih mahal dibandingkan di Pedagang Kaki Lima (PKL).

Kalau di depot hampir semua depot makan ditepi jalan raya Kota Jombang – Perak, Jombang – Peterong menyediakan es buah campur durian tersebut. Harganya perporsi antara Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu. Kalau dia PKL, bisa didapatkan di seputaran Terminal Kepuh, Jl Raya Merdeka, Taman Kota, JL A. Yani dan seputaran Pasar Legi Jombang. Untuk mendapatkan satu porsi es campur durian di kawasan PKL harganya antara Rp 5000 sampai Rp 10 ribu per gelas tinggal melihat berapa tongkol durian yang dibutuhan pembeli. Semakin banyak durian yang dibutuhkan akan semakin mahal harganya.

Es durian itu isinya selain durian juga ada alpukat, leci, dan degan (Kelapa muda-red). Warna gulanya ada yang menggunakan alami putih, merah, dan hijau. Minuman ini di kawasan PKL dibuka mulai pukul 08.00 sampai 21.00.

Sementara kalau lontong atau nasi kikil khas Jombang bisa didapatkan di sepanjang jalan Raya Jombang – Tambak Beras – Ngoro atau Mojosongo. Harga satu porsi nasi atau lontong kikil sapi bervariasi. Kalu satu porsi campur harganya Rp 15 ribu. Jika nasi dan kikilnya disendirikan perporsi Rp 60 ribu. Jenis masakan kikilnya, ada lodeh dan ada pula pecel.

Seperti dikatakan, Sri Rahayu ( 26) salah seorang karyawati sebuah bank di Jombang hapri dua hari sekali dia selalu membeli es durian di depan kampus Universitas Jombang (Undar). Beli es disini dengan didepot saya kira saya. Karena campuran esnya juga sama. “Harga es disini lebih murah dibandingkan di rumah makan. Kalau disini satu mangkuk Rp 5000, kalau di depot bisa Rp 15 ribu permangkuknya,”katanya, Minggu ( 27/12).

Es durian di Jombang ini lanjut wanita berkacama minus ini, bisa didapatkan setiap waktu. Baik itu musim durian atau tidak, siang sampai malam. “Es durian mulai marak dijual di Jombang sejak pertengahan 200,”katanya.

Lei Hong (40) warga Asem Rowo Surabaya mengatakan, dia setiap pulang dari Kediri ke Surabaya selalu menyempatkan singgah ke warung pecel kikil di Jombang ini. Karena, untuk mendapatkan makanan seperti itu di Kediri dan Surabaya tak ada.

Anwar (45) salah seorang penjual es campur durian yang mangkal di Jl Merdeka Jombang mengatakan, dia sebelum menjual es durian lebih dulu menjua es campur. Karena, musim durian dia mencoba mencampur esnya dengan durian. “Eh ternyata banyak orang suka. Sehari saya bisa menghabiskan antara 10 -12 buah durian. Durian yang digukan selain dari Jombang, Jateng dan Trawas Mojoketo. Keuntungan yang saya peroleh sehari minimal Rp 150 ribu, buka jam 09.00 tutup pukul 19.00,”katanya.

Ny Warsiah menjual pecel kikil mengatakan, untuk mendapatkan kikil sapi dia selain membeli dari Jombang juga Mojokerto. “Dalam tempo 6 jam saya menghabiskan kikil sapi 40 kaki sapi. Keuntungan yang diperoleh antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu,”katanya.