Surabaya (ANTARA) - Burung hantu diyakini menjadi solusi pembasmi tikus di sejumlah lahan padi di Tanah Air karena dapat menghentikan siklus perkembangbiakan organisme pemakan tanaman tersebut.
"Tikus identik sebagai hama tanaman padi terutama merajalela pada kemarau seperti sekarang," kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Kethut Marsudi, ditanya terkait dampak musim kemarau terhadap pola tanam petani padi Jatim di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, kini sudah ada sejumlah petani di Jombang yang menyebar 100 ekor burung hantu. Pada malam hari, burung hantu yang dipelihara di kandang tersendiri itu dilepas di beberapa area lahan padi.
"Bahkan, di Mojokerto juga telah menerapkan upaya serupa untuk membasmi tikus meskipun jumlah burung hantu yang disebar lebih besar di Jombang," ujarnya.
Akan tetapi, ia mengaku, selama sosialisasi terkait upaya pembasmian tikus di beberapa daerah terkendala oleh budaya masyarakat. Pada umumnya, mereka menganggap memelihara burung hantu bisa mendatangkan musibah.
"Padahal, secara logika burung hantu sangat efektif membasmi tikus. Apalagi, burung hantu terkenal gemar makan tikus," katanya.
Di sisi lain, ia menambahkan, selama ini sejumlah lahan padi yang menjadi sasaran tikus pada umumnya berada di Sidoarjo, Tuban, Lamongan, dan Lumajang.
"Namun, kami memiliki data tersendiri tiap bulan mengingat kondisi lahan padi yang diserang tikus berbeda," katanya.
Ia memberikan contoh, keadaan hama untuk tanaman padi per 16-31 Agustus 2011 daerah yang menjadi perhatian Dinas Pertanian Jawa Timur (Jatim) menyebar di Trenggalek seluas 297 hektare, Sidoarjo 149 hektare, dan Madiun 104 hektare.
"Kami berupaya melakukan gerakan pengendalian hama tikus seperti meletakkan pestisida jenis Tiran dan ditaruh di lubang tikus," katanya.
Untuk memudahkan petani, ulas dia, telah mengemas pestisida itu dalam wadah khusus berupa petasan sehingga setelah diledakkan uapnya akan terhirup oleh tikus.
"Solusi lain, ada baiknya petani selalu rajin mengecek lahannya bagaimana keberadaan tikus di sana," katanya.
Ia melanjutkan, metode pembasmi hama tikus banyak metodenya. Namun, paling efektif adalah ular. Tetapi, kini keberadaannya banyak diburu masyarakat menyusul harga jualnya per ekor sangat tinggi.
"Tikus identik sebagai hama tanaman padi terutama merajalela pada kemarau seperti sekarang," kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Kethut Marsudi, ditanya terkait dampak musim kemarau terhadap pola tanam petani padi Jatim di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, kini sudah ada sejumlah petani di Jombang yang menyebar 100 ekor burung hantu. Pada malam hari, burung hantu yang dipelihara di kandang tersendiri itu dilepas di beberapa area lahan padi.
"Bahkan, di Mojokerto juga telah menerapkan upaya serupa untuk membasmi tikus meskipun jumlah burung hantu yang disebar lebih besar di Jombang," ujarnya.
Akan tetapi, ia mengaku, selama sosialisasi terkait upaya pembasmian tikus di beberapa daerah terkendala oleh budaya masyarakat. Pada umumnya, mereka menganggap memelihara burung hantu bisa mendatangkan musibah.
"Padahal, secara logika burung hantu sangat efektif membasmi tikus. Apalagi, burung hantu terkenal gemar makan tikus," katanya.
Di sisi lain, ia menambahkan, selama ini sejumlah lahan padi yang menjadi sasaran tikus pada umumnya berada di Sidoarjo, Tuban, Lamongan, dan Lumajang.
"Namun, kami memiliki data tersendiri tiap bulan mengingat kondisi lahan padi yang diserang tikus berbeda," katanya.
Ia memberikan contoh, keadaan hama untuk tanaman padi per 16-31 Agustus 2011 daerah yang menjadi perhatian Dinas Pertanian Jawa Timur (Jatim) menyebar di Trenggalek seluas 297 hektare, Sidoarjo 149 hektare, dan Madiun 104 hektare.
"Kami berupaya melakukan gerakan pengendalian hama tikus seperti meletakkan pestisida jenis Tiran dan ditaruh di lubang tikus," katanya.
Untuk memudahkan petani, ulas dia, telah mengemas pestisida itu dalam wadah khusus berupa petasan sehingga setelah diledakkan uapnya akan terhirup oleh tikus.
"Solusi lain, ada baiknya petani selalu rajin mengecek lahannya bagaimana keberadaan tikus di sana," katanya.
Ia melanjutkan, metode pembasmi hama tikus banyak metodenya. Namun, paling efektif adalah ular. Tetapi, kini keberadaannya banyak diburu masyarakat menyusul harga jualnya per ekor sangat tinggi.