
Ia menambahkan, saat musholla ditempati pengajian seperti itu, inventaris sering kehilangan. Untuk itu, pihaknya mengambil keputusan agar menghentikan kegiatan pengajian yang digelar sekelompok orang di masjid An Nur, di Desa Jatiwates Tembelang. Ia juga menduga, pengajian tersebut dijadikan sebagai ajang "cuci otak" kelompok yang belakang ditengarahi kelompk garis keras, "Mereka juga tidak pernah izin ke desa dan telah meresahkan warga," tandas pria yang juga kepala Desa Jatiwates ini.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, tiga masjid di Kabupaten Jombang diduga menjadi ajang "cuci otak' oleh kelompok-kelompok tertentu dengan modus pengajian. Ketiga masjid itu adalah masjid Babul Janah Desa Sengon Kecamatan Jombang Kota, masjid Darul Muttaqin Desa Kertorejo Kecamatan Ngoro, dan masjid An Nur Dusun Suko, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Majelis Wakil Cabang NU Tembelang, Jombang rutin melakukan pengajian secara bergilir ke ranting-ranting NU setiap bulan sekali. Tidak hanya pengajian, untuk menambah kekhusukan, para jamaah diajak untuk melaksanakan sholat hajat, sholat tasbih dan istighosah.
Dilanjutkan, para jamaah menerima materi fiqih keseharian yang dipandu oleh jajaran syuriah, KH Abrozaq Husni. Para jamaah juga diperkenankan untuk menyampaikan pertanyaan seputar kegamaan.
"Untuk menjawab persoalan hidup yang dihadapi para jamaah, kami juga memberi kesempatan mereka melontarkan pertanyaan. Sesekali ada diskusi agar pengajian ini bertambah hidup," kata Mahmud mengakhiri.(as)