Bermain Secara Aktif, Lihat Dampaknya Pada Anak

Albert Einstein pernah mengatakan " bermain adalah bentuk tertinggi dari sebuah penelitian" . Tentu hal ini bukan tanpa alasan. Sebagai ilmuwan yang pemikiran dan ilmunya masih dipakai sampai hari ini, Einstein tentu melakukan serangkaian penelitian rumit.

Ia pun beranggapan kalau dengan bermain, bukan hanya sekedar membuat anak merasa senang. Saat bermain anak melakukan eksplorasi, belajar hal baru, mengontrol emosi, mengenal orang lain serta lingkungannya.

" Bagi anak, taman bermain bukan sekedar area untuk bersenang-senang. Imajinasinya akan terbangun, rasa penasaran akan muncul dan ia mencoba mencari tahu kerja mainan-mainan di
sekitarnya. Otaknya seperti aliran listrik yang dinyalakan," ujar Becky Mansfield, seorang praktisi pendidikan anak.

Ayunan, seluncuran, bebatuan, bahkan daun-daun yang jatuh di sekitarnya akan jadi 'bahan' penelitian. Dengan bergerak saat bermain, sambil mengamati, fisiologis otak dan tubuh akan
menjadi sangat aktif.

" Oksigen masuk dengan maksimal ke seluruh organ saat mereka bermain dengan bergerak. Termasuk ke otak dan mengaktifkan neuron-neuronnya sehingga terstimulasi maksimal.
Kemampuan motoriknya pun juga terasah," kata Mansfield.

Untuk itu pastikan setiap hari si kecil bermain secara aktif. Artinya bermain yang melibatkan fisik dan fokusnya. Bisa dengan bermain bola, sepeda, lempar balon. Akan lebih baik jika ada teman sebayanya di mana anak juga akan belajar mengenal karakter orang lain dan bersosialisasi.

Sumber: https://parenting.dream.co.id/ibu-dan-anak/bermain-secara-aktif-ini-dampaknya-pada-otak-si-kecil-1803092.html